Berdirinya Organisasi Kepanduan
Di Indonesia






Disusun Oleh :
Nama :
Anggika Indah Permatasari
Kelas :
XI MIA 2
Guru Pembimbing :
Ibu Andrianti N.

Dinas Pendidikan Kabupaten Belitung
SMA Negeri 1 Tanjungpandan
Tahun Ajaran 2014 / 2015
Kata Pengantar


            Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua yang berupa ilmu dan amal. Dan berkat rahmat dan hidayahnya pula, penulis dapat menyelesaikan makalah Sejarah ini yang insyaallah tepat pada waktunya.
            Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak akan tuntas tanpa adanya bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih kepada Ibu Andri selaku guru pembimbing.
            Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Penulis membutuhkan kritik, saran, dan masukan yang membangun sangat penulis butuhkan untuk dijadikan pedoman dalam penulisan ke arah yang lebih baik lagi.
            Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin



Tanjungpandan, 25 Februari 2015


Penulis






Daftar isi

Halaman Judul……………………………………………….(i)
Kata Pengantar……………………………………………....(ii)
Daftar Isi…………………………………………………….(iii)

BAB I  PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ....................................................................1
B.      Rumusan Masalah ..............................................................2
C.     Tujuan ..................................................................................3
D.    Ruang Lingkup…………………………………………….3
BAB II . PEMBAHASAN
A.    Biografi Baden Powel……………………………………..4
B.     Berdirinya Organisasi Kepanduan di Indonesia…………..7
C.     Sejarah Pramuka Siaga, Penggalang, dan Penegak……….9
BAB III. PENUTUP 
            A. Kesimpulan .........................................................................12
            B. Saran ...................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................13











BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Pendidikan Kepramukaan di Indonesia merupakan salah satu segi pendidikan nasional yang penting, yang merupakan bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Untuk itu perlu diketahui sejarah perkembangan Kepramukaan di Indonesia adalah Gagasan Boden Powell yang cemerlang dan menarik itu akhirnya menyebar ke berbagai negara termasuk Netherland atau Belanda dengan nama Padvinder. Oleh orang Belanda gagasan itu di bawa ke Indonesiadan didirikan organisasi oleh orang Belanda di Indonesia dengan nama NIPV (Nederland Indische Padvinders Vereeniging = Persatuan Pandu-Pandu Hindia Belanda).
Oleh pemimpin-pemimpin gerakan nasional di bentuk organisasi kepanduan yang bertujuan membentuk manusia Indonesi ayang baik dan menjadi kader pergerakan nasional. Sehingga muncul bermacam-macam organisasi kepanduan antara lain JPO (Javaanse Padvinders Organizatie) JJP (Jong Java Padvindery), NATIPIJ (Nationale Islamitsche Padvindery), SIAP (Sarekat Islam Afdeling Padvindery), HW (Hisbul Wathon).
Dengan adanya larangan pemerintah Hindia Belanda menggunakan istilah Padvindery maka K.H. Agus Salim menggunakan nama Pandu atau Kepanduan.Dengan meningkatnya kesadaran nasional setelah Sumpah Pemuda, maka pada tahun 1930 organisasi kepanduan seperti IPO, PK (Pandu Kesultanan), PPS (Pandu Pemuda Sumatra) bergabung menjadi KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Kemudian tahun 1931 terbentuklah PAPI (Persatuan Antar PanduIndonesia) yang berubah menjadi BPPKI (Badan Pusat Persaudaraan KepanduanIndonesia) pada tahun 1938.Pada waktu


pendudukan Jepang Kepanduan di Indonesia dilarang sehingga tokoh Pandu banyak yang masuk Keibondan, Seinendan dan PETA.Setelah tokoh proklamasi kemerdekaan di bentuklah Pandu Rakyat Indonesia pada tanggal 28 Desember 1945 di Sala sebagai satu-satunya organisasi kepanduan.Sekitar tahun 1961 kepanduan Indonesia terpecah menjadi 100 organisasi kepanduan yang terhimpun dalam 3 federasi organisasi yaitu IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia) berdiri 13 September 1951, POPPINDO (Persatuan Pandu Puteri Indonesia) tahun 1954 dan PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia)Menyadari kelemahan yang ada maka ketiga federasi melebur menjadi satu dengan nama PERKINDO (Persatuan KepanduanIndonesia).
Karena masih adanya rasa golongan yang tinggi membuat Perkindo masih lemah. Kelemahan gerakan kepanduan Indonesiaakan dipergunakan oleh pihak komunis agar menjadi gerakan Pioner Muda seperti yang terdapat di negara komunis. Akan tetapi kekuatan Pancasila dalam Perkindo menentangnya dan dengan bantuan perdana Menteri Ir. Juanda maka perjuangan menghasilkan Keppres No. 238 tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka yang pada tanggal 20 Mei 1961 ditandatangani oleh Pjs Presiden RI Ir Juanda karena Presiden Soekarno sedang berkunjung ke Jepang. Di dalam Keppres ini gerakan pramuka oleh pemerintah ditetapkan sebagai satu-satunya badan di wilayah Indonesia yang di perkenankan menyelenggarakan pendidikan kepramukaan, sehingga organisasi lain yang menyerupai dan sama sifatnya dengan gerakan pramuka dilarang keberadaannya.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang dapat penulis rumuskan adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana sejarah kepanduaan dunia ?
2.      Bagaimana kepanduan bisa masuk ke Indonesia ?

3.      Kejadian apa yang melatar belakangi adanya penggolongan di pramuka ?

C.     Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui sejarah kepramukaan dunia
2.      Untuk mengetahui bagaimana pramuka bisa masuk ke Indonesia
3.      Agar siswa bisa belajar dari perjuangan pahlawan terhadap berdirinya organisasi di Indonesia
4.      Untuk mengetahui mengapa di beri nama Pramuka
\
D.    Ruang Lingkup
Pembahasan tentang berdirinya organisasi kepanduan ini hanya terfokus pada sejarahnya saja, dan tidak termasuk teknik kepramukaan di dalamnya, karena sesuai dengan tujuan diatas hanya untuk mengetahui sejarah kepramukaan di Indonesia dan Dunia.














BAB II
PEMBAHASAN
A.    Biografi Baden Powel
Gerakan pramuka tak lepas dari riwayat hidup pendiri Kepramukaan sedunia, yaitu Lord Robert baden Powell of Gilwell yang telah membuat suatu loncatan dalam sejarah (“Leap of History”) yang mengejutkan dunia.
BP bertugas sebagai perwira staff dari  Pasukan Kerajaan Inggris (1896-1897) menjadi kolonel dari pasukan berkuda, Afrika selatan, dan letnan colonel dari Pengawal Naga ke-5 (5th Dragon Guards, 1897-1899). Karena keberaniannya dan pengabdiannya selama mempertahankan kota Mafikeng (dulu Mafeking) dari kepungan musuh, di promosikan menjadi mayor jendral.
            Baden powell kemudian kembali ke Inggris, pada tahun 1908 BP menjadi letnan jendral. Dianugerahi gelar kesatria tahun 1909, kemudian pensiun dari dinas militer pada tahun berikutnya. BP membentuk the Boy Scouts di tahun 1908, dan dua tahun kemudian BP membantu mendirikan the Girl Guides, organisasi serupa untuk para anak-anak da remaja putri. Selama perang dunia I.
            BP dilahirkan di kota London, Inggris, tanggal 22 Februari 1857 dengan nama lengkap Robert Stephenson Smyth Baden-Powell, tetapi para pandu (pramuka) biasa memanggil beliau dengan sebutan Baden-Powell atau BP (bee-pee/bipi), nama  kecil beliau adalah Ste, Stephe atau Stephenson (paling sering dipanggil dengan nama Steevie). Dan baru dipanggil dengan nama Robert atau Sir Robert, setelah mendapat gelar kesatria dari raja inggris. Ayah dari BP adalah prof.Domine Baden Powell seorang guru geometri di Universitas Oxford, Inggris, Beliau menikah dengan Miss Henrietta Grace Smyth. Baden Powell memiliki Sembilan saudara yaitu : Warrington, George, Augustus, Frank, Penrose, Agnes, Henrietta, Jessie, dan Baden Fletcher.


            Di usia 19 tahun, BadenPowell menamatkan sekolah di Charterhouse School. Kemudian BP memutuskan untuk bergabung dengan dinas kemiliteran, atas bantuan pamannya Kolonel Henry Smyth, komandan dari Royal Military Academy di Woolwich. Kemudian setelah lulus dari akademi militer tersebut BP ditempatkan di India, dengan pangkat pembantu letnan. Setelah sempat berpindah-pindah , dari satu kota ke kota lain, dari satu daerah ke daerah lain, bahkan dari satu Negara ke Negara lain. Baden Powel akhirnya bertugas di Mafeking, sebuah kota di Pedalaman Afrika Selatan. Kota inilah yang membuat nama BP menjadi terkenal dan menjadi pahlawan bangsanya, karena jasa-jasanya dalam memimpin perthanan kota Mafeking terhadap pengepungan bangsa Boer selama kurang lebih 217 hari (dari tanggal 13 Oktober 1899 sampai tanggal 18 Mei 1900). Karena jasa-jasa tersebut, pangan BP dinaikkan menjadi Mayor Jendral. Berita tersebut kemudian sampai juga ke Inggris, membuat seluruh keluarga BP bangga.
            Selama bertugas di Afrika, Baden-Powell banyak melakukan petualangan sehingga pengalaman-pengalamannya makin bertambah. Karena keberaniannya, Baden-Powell mendapat julukan IMPEESA dari suku-suku setempat seperti Zulu, Ashanti, dan Metabele. Impeesa mempunyai arti “srigala yang tidak pernah tidur”. Hal ini disebabkan karena sifat waspada, cekatan,dan keberanian Baden-Powell (termasuk tindakan mengambil kalung manik-manik milik Raja Dinuzulu). Raja Dinuzulu, adalah raja Zulu dari 1884-1889,raja yang merupakan putra Raja Zulu Cetshwayo, beraliansi dengan para Afrikaners (orang kulit putih keturunan Belanda) dan bersengketa dengan sepupunya, Zibhebhu yang didukung Inggris. Dinuzulu lalu dituduh bersalah melakukan pengkhianatan sehingga diasingkan selama 10 tahun. Dibebaskan tahun 1910, karena dianggap tidak bersalah, Dinuzulu akhirnya meninggal tahun1913.
            Pada tahun 1901. Baden Powell kembali ketanah airnya, inggris dengan disambut besar-besaran sebagai salah satu pahlawan bangsanya. Kemudian BP sempat pula menulis pengalaman-pengalamannya dalam buku Aids To Scouting”.

Pada tahun 1907Baden Powell mendapat undangan dari perkumpulan Boys Brigade untuk mengisahkan pengalaman-pengalamannya selama di Afrika khususnya dan selama di dinas ketentaraan pada umumnya, dalam sebuah perkemahan yang diikuti 20 orang anggotanya. Perkemahan pertama tersebut diselenggarakan di Pulau Brownsea (Brownsea Island).
            Baden Powell pada tahun 1908 menulis buku “Scouting for Boys”, sebuah mahakarya yang sangat spektakuler. Buku inilah yang mengakibatkan perkembangan kepanduan menjadi semakin besar. Buku ini menyebar di seluruh daratan Eropa sampai ke daerah-daerah jajahan. Pada tahun 1910, Baden Powell meletakkan jabatannya di dinas ketentaraan dengan pangkat terakhirnya adalah Letnan Jendral. Mulailah Baden Powell berkonsentrasi penuh untuk mengembangkan kepanduan ke seluruh dunia. Pada tahun 1912, Baden Powell mengadakan perjalanan keliling dunia untuk menemui para pandu di berbagai Negara. Baden Powell menikah dengan Olave St. Clair Soames (Lady Baden Powell) pada tahun tersebut, dan kemudian dikaruniai tiga orang anak yaitu Peter, Heather,Betty.
            Pada tahun 1920, para pandu sedunia berkumpul di Olimpia, London, Inggris dalam acara Jambore Dunia yang pertama. Pada hari terakhir kegiatan jambore tersebut (6 Agustus 1920) Baden Powell diangkat sebagai Chief Scout Of The Worldatau Bapak Pandu Sedunia. Baden Powell juga dianugerahi gelar Lord Baden Powell Of Gilwell, dengan julukan Baron oleh Raja George V. setelah berkeliling dunia, termasuk mengunjungi Batavia (Sekarang-Jakarta) pada tanggal 3 Desember 1934, sepulangnya dari meninjau Jambore di Australia, BP beserta Lady Baden Powell menghabiskan masa-masa akhirnya tinggal di Inggris (sekitar tahun 1935-1938). Kemudian Baden Powell kembali ketanah yang amat dicintainya, Afrika.
            Dan  BP  menghabiskan masa tuanya di NYeri, Kenya.Beliau akhirnya wafat pada tanggal 8 Januari 1941 dan dengan diantar di atas kereta yang ditarik oleh para pandu yang sangat mencintainya ke tempat peristirahatan terakhir.
           

B.     Berdirinya Organisasi Kepanduan di Indonesia
Kepanduan masuk ke Indonesia (pada waktu itu masih Hindia Belanda, karena negara kita sedang dijajah oleh Belanda) pertama-tama dibawa oleh orang Belanda. Organisasinya bernama Nederland Indische Padvinders Vereniging (NIPV) yang artinya adalah Persatuan Pandu-pandu Hindia Belanda.
            Bangsa kita mulai tertarik pada organisasi tersebut, dank arena sifatnya yang universal maka organisasi kepanduan dapat dengan cepat diterima oleh bangsa kita, apalagi kondisi pada waktu itu sangat memungkinkan. Para remaja dan pemuda kita membutuhkan suatu organisasi yang dapat menampung aspirasi mereka terhadap tanah airnya.
            Sesuatu yang membuat pemerintah colonial Belanda menjadi cukup khawatir. Oleh karena itu pemerintah kolonial Belanda melarang bangsa kita mengikuti kegiatan NIPV. Maka berdirilah organisasi- organisasi kepanduan yang bercirikan nasionalisme, dan organisasi kepanduan nasional yang pertama didirikan adalah pada tahun 1916. Javaanse Padvinders Organisatie (JPO) aras prakarsa Sultan Pangeran Mangkunegara VII di Surakarta. Pendirian JPO ini membuat para remaja dan pemuda di daerah lain tertarik mendirikan organisasi kepanduan. Yang memang pada waktu itu bisa dianggap sebagai salah satu cara perjuangan dalam usahanya mencapai kemerdekaan.
            Tonggak kebangkitan bangsa Indonesia adalah berdirinya organisasi Boedi Oetomo, 20 Mei 1908. Lalu Peristiwa Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, yang menjiwai Gerakan Kepanduan Nasional kita semakin bergerak maju (merupakan semangat Nasionalisme). Kemudian pemerintah colonial Belanda melarang pemakaian Istilah Padvinder bagi organisasi-organisasi kepanduan bangsa kita. Istilah “PANDU” dan “kepanduan” dikemukakan pertama kali dalam kongres SIAP tahun 1928 oleh KH. Agus Salim di Kota Banjarnegara, Kab, Banyumas, Jawa Tengah.
            Peristiwa bersejarah terjadi saat BP dan Lady Baden Powell berkunjung ke Hindia Belanda ( Indonesia-sekarang), Pada tanggal 3 Desember 1934. BP singgah di

 Jakarta sepulangnya beliau datang mengikuti perhelatan Jambore Dunia di New South Wales, Australia. Walau Pandu-pandu Pribumi kesulitan menemui beliau Peristiwa kunjungan ini sangat bersejarah bagi perkembangan kepanduan di tanah air. Pandu Indonesia pertama kali mengikuti Jambore di Jambore Dunia V di Volegenzang, Belanda, di tahun 1937 (Pandu Hindia Belanda).
Pada jaman pendudukan penjajah Jepang, organisasi-organisasi kepanduan dilarang sama sekali. Semua organisasi kepanduan harus bergabung dengan organisasi-organisasi kepemudaan bentukan Jepang.
Kemudian setelah PROKLAMASI KEMERDEKAAN 17 Agustus 1945,  di waktu berkobarnya perang kemerdekaan, dibentuklah organisasi kepanduan yang berbentuk kesatuan, yaitu Pandu Rakyat Indonesia pada tanggal 28 Desember 1945 di Solo, sebagai satu-satunya organisasi kepanduan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia. Setelah pengakuan kedaulatan maka di dalam alam Liberal, terbukalah kesempatan kepada siapapun untuk membentuk organisasi-organisasi kepanduan. Berdirilah kembali GW, SIAP, Pandu Islam Indonesia, Pandu Kristen, Pandu Katolik, KBI dan lain-lainnya.
Menjelang tahun 1961 berdiri kembali organisasi-organisasi kepanduan hingga mencapai jumah lebih dari 100 organisasi, yang tergabung ke dalam 3 federasi, yaitu :
-          IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia, 13-09-1951)
-          POPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Puteri, tahun 1945), dan
-          PKPI (Perserikatan Kepanduan Puteri Indonesia).
Kemudian terjadi peristiwa penting lainnya adalah Jambore Nasional Kepanduan Pertama pada masa Pandu (sebelum jadi pramuka), yaitu diselenggarakan di Pasar Minggu, Jakarta pada tahun 1955 (diselenggarakan oleh IPINDO). Ketiga federasi tersebut bergabung menjadi satu dalam PERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia), sekitar 60 organisasi dengan  + 500.000 anggota pandu. Akhirnya, disadari bahwa banyaknya organisasi kurang baik untuk Persatuan Bangsa, maka

Pemerintah mengeluarkan KEPPRES No. 238/61 Tentang Gerakan Pramuka, sebagai dukungan pemerintah terhadap terhadap organisasi kepanduan di Indonesia. Keppres tersebut di atas ditandatangani oleh Perdana Menteri RI saat itu, Ir.H.Juanda (Presiden Soekarno sedang mengadakan kunjungan kenegaraan ke Jepang).
Gerakan Pramuka bukan badan pemerintah semuaorganisasi kepanduan melebur diri masuk menjadi anggota Gerakan Pramuka, kecuali organisasi-organisasi berhaluan kiri/komunis. Mulailah Gerakan Pramuka berkembang menjadi organisasi yang disegani. Kemudian hingga saat ini telah diselenggarakan beberapa kali Jambore Nasional (Jamnas), Pertemuan besarnya para Pramuka Penggalang se-tanah air. Jambore ini dilaksanakan setiap lima tahun sekali. Pada mulanya sering diselenggarakan di ibu kota Negara, Jakarta, namun seiring waktu kegiatan Jambore sudah dilaksanakan berpindah-pindah dari satu daerah ke daerah lainnya. Tahun 1981, Jamnas Pramuka Indonesia di selenggarakan bersamaan dengan Jambore Asia Pasific 6th.
Organisasi Gerakan Pramuka pada saat ini telah menjadi organisasi yang dapat diandalkan.  Dalam hal itu tidak terlepas dari jerih payah para pandu dalam membangun kerangka organisasi dan para pramuka dalam membentuk organisasi Gerakan Pramuka seperti sekarang ini.

C.      Sejarah Pramuka Siaga, Penggalang, dan Penegak
Sebagaimana diketahui, anggota Gerakan Pramuka dapat digolongan berdasarkan usia peserta didik. Berdasarkan penggolongan ini anggota Gerakan Pramuka dapat dikelompokkan menjadi pramuka siaga, penggalang, penegak, dan pandega.
Pramuka siaga merupakan sebutan bagi anggota pramuka yang berusia antara 7 hingga 10 tahun. Penggunaan kata‘siagasendiri diambil dari romantisme sejarah perjuangan bangsa Indonesia di mana tonggak awal perjuangan bangsa Indonesia, ditandai dengan lahirnya Boedi Oetomo pada tahun 1908 menjadi pertanda rakyat Indonesia tengah '”menyiagakan” diri untuk mencapai kemerdekaan.

Pramuka penggalang merupakan penggolongan sekaligus sebutan bagi anggota pramuka yang telah berusia antara 11 hingga 15 tahun. Seorang pramuka resmi menjadi penggalang selain telah menginjak usia 11 tahun.
Penggunaan istilah ‘penggalang’, sebagaimana istilah-istilah lainnya dalam kepramukaan, diambil dari romantisme sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Kata ‘penggalang’ merujuk kepada ‘masa penggalangan persatuan dan kesatuan bangsa’ yang sitandai dengan berlangsungnya Konggres Pemuda Indonesia yang kemudian menghasilkan ‘Sumpah Pemuda’ pada tanggal 28 Oktober 1928.
                Pramuka Penegak merupakan golongan sekaligus sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka yang berusia antara 16 sampai dengan 20 tahun. Tingkatan golongan pramuka penegak ini merupakan penggolongan pramuka berdasarkan usia didik setelah pramuka siaga (usia 7 – 10 tahun) dan pramuka penggalang (usia 11 –15 tahun). Penggunaan istilah ‘penegak’, sebagaimana istilah lainnya dalam kepramukaan, diambilkan dari romentisme sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Kata ‘penegak’ (kata dasar ‘tegak’) merujuk pada tahap keberhasilan bangsa Indonesia dalam menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tahap tegaknya (berdirinya) negara Indonesia ditandai dengan proklamasi kemerdekaan yang dibacakan pada tanggal 17 Agustus 1945. Tahap ini didahului oleh tahap-tahap sebelumnya seperti penyiagaan bangsa dan penggalangan persatuan dan kesatuan yang mana kedua tahapan itu kemudian dijadikan nama golongan anggota Gerakan Pramuka siaga dan penggalang.
            Sangga adalah satuan terkecil dalam penegak , yang berarti gubug atau rumah kecil di sawah (saung). Berikut adalah beberapa pengertian dari nama sangga :
1. Sangga Perintis, mengandung pengertian perintisan / pelopor dalam kebijakan. nama sangga perintis diambil dari peristiwa perjuangan dari para pahalwan bangsa diberbagai daerah di Indonesia sebelum tahun 1908,yaitu saat dimana bangsa indonesia masih dalam masa penjajahan,dan bangsa indonesia mulai merintis dan

menyatukan kekuatan untuk berjuang untuk melawan para penjajah .
2. Sangga Pencoba, mengandung pengertian keberanian mencoba segala sesuatu yang positif. nama sangga pencoba diambil dari peristiwa berdirinya Boedi Oetomo pada 20 Mei tahun 1908. Pada tanggal ini telah terjadi peristiwa Kebangkitan nasional dimana bangkitnya semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melalui oranisasi nasional, yang sebelumnya tidak pernah muncul selama penjajahan 300 tahun sebelumnya. NB : Dalam teori / materi lain menerangkan bahwa sangga pencoba, diambil untuk mengenang sejarah kelam terjadinya pengkhiatan G30S/PKI ,dimana terjadi upaya mengganti palsafah hidup NKRI dari pancasila menjadi Komunis.

3.  Sangga Penegas, mengandung pengertian kemampuan mengambil keputusan yang arif dan bijaksana. sangga penegas diambil dari peristiwa yang terjadi pada tahun 1928,yakni pada peristiwa sumpah pemuda pada tanggal 28 oktober saat kongres pemuda II.pada saat inilah bangsa indonesia mulai menyatukan para pemuda diseluruh daerah di indonesia untuk berjuang dan berdiri dari ketertindasan.

 4. Sangga Pendobrak mengandung pengertian keberanian mengemukakan kebenaran dan melawan kemungkaran. nama pendobrak diambil untuk mengingat kita akan titik puncak perjuangan para pahlawan yang telah berjuang baik dengan kekuatan fisik maupun yang telah memproklamasikan kemerdekaan indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.karena berkat perjuangan para pahlawan inilah kita bisa menikmati kemerdekaan hingga saat ini.

5.  Sangga Pelaksana, mengandung pengertian keberanian melaksanakan tugas dengan penuh tanggungjawab. sangga pelaksana mengingatkan kita pada peristiwa setelah tahun 1945 hingga sekarang,saat indonesia masuk pada masa pembangunan,sangga ini juga mengingatkan kita untuk mengisi kemerdekaan,agar perjuangan para pahlawan tidak sia-sia.                   

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Banyak orang yang belum tau bahwa gerakan pramuka memiliki sejarah yang panjang terhadap masa penjajahan, para pemuda telah berusaha untuk mendirikan sebuah organisasi yang mendidik karakter bangsa, karakter budaya Indonesia yang sudah di kagumi bangsa lain jangan sampai pupus oleh gesekan mental generasi muda yang lebih menyenangi budaya asing.

B.     Saran
Makalah ini di ambil dari berbagai sumber, untuk lebih mendalami isi dan apa saja yang ada di Pramuka bisa di baca dalam website yang tercantum pada daftar pustaka. Selanjutnya Penulis menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya pada pembaca apabila terdapat kesalahan dalam penulisan ataupun kekeliruan dalam penyusunan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan kita terutama mengenai sejarah kepanduan. 










Daftar Pustaka
BOB Sunardi, Andri. 2014. Boyman ragam latihan pramuka. Bandung : Nuansa Muda

Abbas, Amin. 2008. pedoman lengkap gerakan pramuka. Jawa Timur : Halim Jaya

http://pgsd7.blogspot.com/2013/02/makalah-pramuka.html

http://pramukaria.blogspot.com/2013/05/mengenal-pramuka-siaga.html?m=1
http://pramukaria.blogspot.com/2013/05/mengenal-pramuka-siaga.html?m=1















Read Users' Comments (0)

Arti Logo Ambalan RA.Kartini dan Ki. Hajar Dewantara


Arti Logo Ambalan RA.Kartini dan Ki. Hajar Dewantara




 






Arti lambang :
1.     Dua buah tunas kelapa        : berarti satuan terpisah (putra dan putri)
2.    Bintang                               : Pramuka harus berlandaskan atas Ketuhanan Yang
                                                  Maha Esa
3.    Buku                                   : Pusaka R.A Kartini
4.    Pena                                   : Pusaka Ki Hajar Dewantara
5.    Padi dan kapas                    : melambangkan sila ke 5 pancasila, menandakan
                                                  kesuburan, padi (pangan/makanan), kapas
                                                  (sandang/pakaian)
6.    Roda gigi berjumlah 10        : berarti seorang pramuka harus menggerakkan
                                             para pramuka untuk mencapai tujuan dengan dasar
                                             Dasa Darma
7.    Tulisan R.A. Kartini             : Nama Ambalan Putri
8.     Ki Hajar Dewantara           : Nama Ambalan Putra
9.    Gudep 01.001-01002           : Nomor gudep SMA Negeri 1 Tanjungpandan

Arti Warna    :
1.     Putih               : Kemurnian, Keberhasilan, Kesucian, Kewajiban,
2.    Kuning             : Kecerahan hidup yang menuju keagungan dan keluhuran budi
3.    Hijau               : Keagungan, Kesejahteraan, Kebijaksanaan, Kecerdasan
4.    Biru                 : Daratan, Kemakmuran, Keta’atan, ketakwaan
5.    Hitam              : Kedalaman, Kesungguh-sungguhan

6.    Coklat             : Tanah sebagai sumber kehidupan

Read Users' Comments (0)