Makalah Sistem Saraf
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sistem saraf manusia merupakan jalinan jaringan saraf yang
saling berhubungan, sangat khusus, dan kompleks. Sistem saraf ini
mengoordinasikan, mengatur, dan mengendalikan interaksi antara seorang individu
dengan lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang penting ini juga mengatur
aktivitas sebagin besar sistem tubuh lainnya. Tubuh mampu berfungsi sebagai
satu kesatuan yang harmonis karena pengaturan hubungan saraf diantara berbagai
sistem (Price dan Wilson, 2005).
Fenomena mengenai kesadaran, daya pikir, daya ingat, bahasa,
sensasi, dan gerakan semuanya berasal dari sistem ini. Oleh karena itu,
kemampuan untuk memahami, belajar, dan berespon terhadap rangsangan merupakan
hasil dari integrasi fungsi sistem saraf, yang memuncak dalam kepribadian dan
perilaku seseorang (Price dan Wilson, 2005).
1.2 Tujuan
Adapun
tujuan dibuatkannya makalah ini yaitu:
1)
Untuk mengetahui pengertian sistem saraf pusat
2)
Untuk mengetahui fungsi saraf
3) Untuk
mengetahui anatomi dan fisiologi sistem saraf
4) Untuk mengetahui
kelainan-kelainan yang disebabkan oleh gangguan sistem saraf
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Sistem Saraf
Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang
bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh
tubuh. Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam. Sistem saraf
tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Sistem ini meliputi sistem saraf pusat dan
sistem saraf tepi.
Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus
dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:
a.
Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang
bertindak sebagai reseptor adalah organ indera.
b.
Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas
serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus
yang memanjang dan meluas. Sel saraf disebut neuron.
c.
Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh
penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan
kelenjar.
B. Fungsi Sistem Saraf
Saraf sebagai sistem koordinasi
atau pengatur seluruh aktifitas tubuh manusia mempunyai tiga fungsi utama,
yaitu sebagai alat komunikasi, pengendali atau pengatur kerja, dan pusat
pengendali tanggapan.
a.
Saraf sebagai alat komunikasi antara
tubuh dan dunia di luar tubuh. Hal ini dilakukan oleh alat indera yang meliputi
mata, hidung, telinga, lidah, dan kulit. Karena ada indera, dengan mudah kita
dapat mengetahui perubahan yang terjadi di luar tubuh kita.
b. Saraf sebagai pengendali
atau pengatur kerja organ tubuh sehingga dapat bekerja
serasi sesuai dengan fungsi masing-masing.
c.
Saraf sebagai pusat pengendali
tanggapan atau reaksi tubuh terhadap perubahan keadaan di sekitarnya.
Karena saraf sebagai pengendali kerja alat tubuh maka jaringan saraf terdapat
pada seluruh alat tubuh.
C.Organisasi
Struktural Sistem Saraf
Sistem saraf dibagi menjadi:
1.
Sistem saraf pusat (SSP). Terdiri dari otak dan medulla spinalis yang
dilindungi tulang kranium dan kanal vertebral.
2.
Sistem saraf perifer meliputi seluruh jaringan saraf lain dalam tubuh. Sistem
ini terdiri dari saraf cranial dan saraf spinal yang menghubungkan otak dan
medulla spinalis dengan reseptor dan efektor.
Secara fungsional sistem saraf
perifer terbagi menjadi sistem aferen dan sistem eferen.
a.
Saraf aferen (sensorik) mentransmisi informasi dari reseptor
sensorik ke SSP
b.
Saraf eferen (motorik) mentransmisi informasi dari SSP ke otot dan kelenjar.
Sistem eferen dari sistem saraf
perifer memiliki dua sub divisi:
1) Divisi somatic (volunter) berkaitan dengan
perubahan lingkungan eksternal dan pembentukan respons motorik volunteer pada
otot rangka.
2) Divisi otonom
(involunter) mengendalikan seluruh respon involunter pada otot polos, otot
jantung dan kelenjar dengan cara mentransmisi impuls saraf melalui dua jalur:
a)
Saraf simpatis berasal dari area toraks dan lumbal pada medulla spinalis.
b)
Saraf parasimpatis berasal dari area otak dan sacral pada medulla spinalis.
Sebagian besar organ internal di
bawah kendali otonom memiliki inervasi simpatis dan parasimpatis.
C.
Sel-Sel Pada Sistem Saraf
1.
Pengertian Neuron
Struktur Sel Saraf (Neuron)
Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron.
Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan).
Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.
a.
Badan sel
Badan
sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel
berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson.
Pada badan sel saraf terdapat inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom,
badan golgi, lisosom, dan badan nisel. Badan nisel merupakan kumpulan retikulum
endoplasma tempat transportasi sintesis protein.
1)
Satu
nucleus tunggal, nucleolus yang menanjol dan organel lain seperti kompleks
golgi dan mitochondria, tetapi nucleus ini tidak memiliki sentriol dan tidak
dapat bereplikasi.
2) Badan
nissi, terdiri dari reticulum endoplasma kasar dan ribosom-ribosom bebas serta
berperan dalam sintesis protein.
3) Neurofibril,
yaitu neurofilamen dan neurotubulus yang dapat dilihat melalui mikroskop cahaya
jika diberi pewarnaan dengan perak.
b.
Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-
cabang. Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk
menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.
c.
Akson (Neurit)
Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf
panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit
terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus
oleh beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung zat lemak dan
berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan. Selaput mielin tersebut
dibungkus oleh sel- sel sachwann yang akan membentuk suatu jaringan yang dapat
menyediakan makanan untuk neurit dan membantu pembentukan neurit. Lapisan
mielin sebelah luar disebut neurilemma yang melindungi akson dari kerusakan.
Bagian neurit ada yang tidak dibungkus oleh lapisan mielin. Bagian ini disebut
dengan nodus ranvier dan berfungsi mempercepat jalannya rangsangan.
2.
Klasifikasi Neuron
a.
Fungsi
Klasifikasi neuron secara fungsional
berdasarkan arah transmisi impulsnya:
1) Neuron sensorik (aferen),
menghantarkan impuls listrik dari reseptor pada kulit, organ indera atau suatu
organ internal ke SSP.
2)
Neuron motorik, menyampaikan impuls dari SSP ke efektor.
3)
Interneuron (neuron yang berhubungan), ditemukan seluruhnya dalam SSP. Neuron
ini menghubungkan neuron sensorik dan motorik atau menyampaikan informasi ke
interneuron lain.
b.
Struktur
Klasifikasi neuron secara structural
berdasarkan jumlah prosesusnya:
1)
Neuron unipolar, memiliki satu akson dan dua denderit atau lebih. Sebagian
besar neuron motorik, yang ditemukan dalam otak dan medulla spinalis, masuk
dalam golongan ini.
2)
Neuron bipolar, memiliki satu akson dan satu dendrite. Neuron ini ditemukan
pada organ indera, seperti amta, telinga dan hidung.
3.
Sel Neuroglial
Biasanya
disebut glia, sel neuroglial adalah sel penunjang tambahan pada SSP yang
berfungsi sebagai jaringan ikat.
a. Astrosit adalah
sel berbentuk bintang yang memiliki sejumlah prosesus panjang, sebagian besar
melekat pada dinding kapilar darah melalui pedikel atau “kaki vascular”.
b. Oligodendrosit
menyerupai astrosit, tetapi badan selnya kecil dan jumlah prosesusnya lebih
sedikit dan lebih pendek.
c. Mikroglia ditemukan dekat neuron dan
pembuluh darah, dan dipercaya memiliki peran fagositik.
d. Sel ependimal membentuk membran
spitelial yang melapisi rongga serebral dan ronggal medulla spinalis.
4.
Kelompok Neuron
a.
Nukleus adalah kumpulan badan sel neuron yang terletak di dalam SSP.
b.
Ganglion adalah kumpulan badan sel neuron yang terletak di bagian luar
SSP dalam saraf perifer.
c.
Saraf adalah kumpulan prosesus sel saraf (serabut) yang terletak di luar
SSP.
d.
Saraf gabungan. Sebagian besar saraf perifer adalah saraf gabungan;
saraf ini mengandung serabut arefen dan eferen yang termielinisasi dan
yang tidak termielinisasi.
e. Traktus adalah kumpulan
serabut saraf dalam otak atau medulla spinalis yang memiliki origo dan tujuan
yang sama.
f.
Komisura adalah pita serabut saraf yang menghubungkan sisi-sisi yang berlawanan
pada otak atau medulla spinalis.
D.
Susunan Saraf Manusia
1.
Sistem Saraf Pusat
a.
Otak
1)
Perkembangan Otak
Otak
manusia mencapai 2% dari keseluruhan berat tubuh, mengkonsumsi 25% oksigen dan
menerima 1,5% curah jantung. Bagian cranial pada tabung saraf membentuk tiga
pembesaran (vesikel) yang berdiferensiasi untuk membentuk otak: otak depan,
otak tengah dan otak belakang.
a)
Otak depan (proensefalon),
terbagi menjadi dua subdivisi : telensefalon dan diensefalon.
i) Telensefalon
merupakan awal hemisfer serebral atau serebrum dan basal ganglia serta korpus
striatum (substansi abu-abu) pada serebrum.
ii)
Diensefalon menjadi thalamus, hipotalamus dan epitalamus.
b) Otak tengah
(mesensefalon)
terus tumbuh dan pada orang dewasa disebut otak tengah.
c) Otak belakang
(rombensefalon) terbagi
menjadi dua subdivisi : metensefalon dan mielensefalon.
i)
Metensefalon berubah menjadi batang otak (pons) dan serebelum.
ii)
Mielensefalon menjadi medulla oblongata.
2)
Lapisan Pelindung
Otak
terdiri dari rangka tulang bagian luar dan tiga lapisan jaringan ikat yang
disebut meninges. Lapisan meningeal terdiri dari pia meter, lapisan araknoid
dan durameter.
a)
Pia meter adalah lapisan terdalam yang halus dan tipis, serta melekat erat pada
otak.
b)
Lapisan araknoid terletak di bagian eksternal pia meter dan mengandung sedikit
pembuluh darah. Ruang araknoid memisahkan lapisan araknoid dari piameter dan
mengandung cairan cerebrospinalis, pembuluh darah serta jaringan penghubung
serta selaput yang mempertahankan posisi araknoid terhadap piameter di
bawahnya.
c)
Durameter, lapisan terluar adalah lapisan yang tebal dan terdiri dari dua
lapisan. Lapisan ini biasanya terus bersambungan tetapi terputus pada beberapa
sisi spesifik. Lapisan periosteal luar pada durameter melekat di permukaan
dalam kranium dan berperan sebagai periosteum dalam pada tulang tengkorak.
Lapisan meningeal dalam pada durameter tertanam sampai ke dalam fisura otak dan
terlipat kembali di arahnya untuk membentuk falks serebrum, falks serebelum,
tentorium serebelum dan sela diafragma. Ruang subdural memisahkan durameter
dari araknoid pada regia cranial dan medulla spinalis. Ruang epidural adalah
ruang potensial antara perioteal luar dan lapisan meningeal dalam pada
durameter di regia medulla spinalis.
3)
Cairan Cerebrospinalis
Cairan
serebrospinalis mengelilingi ruang sub araknoid di sekitar otak dan medulla
spinalis. Cairan ini juga mengisi ventrikel dalam otak. Cairan cerebrospinalis
menyerupai plasma darah dan cairan interstisial, tetapi tidak mengandung
protein. Cairan serebrospinalis dihasilkan oleh plesus koroid dan sekresi oleh
sel-sel ependimal yang mengitari pembuluh darah serebral dan melapisi kanal
sentral medulla spinalis. Fungsi cairan cerebrospinalis adalah sebagai bantalan
untuk pemeriksaan lunak otak dan medulla spinalis, juga berperan sebagai media
pertukaran nutrient dan zat buangan antara darah dan otak serta medulla
spinalis.
4)
Serebrum
Serebrum tersusun dari dua hemisfer
serebral, yang membentuk bagian terbesar otak.
a)
Koterks serebral terdiri dari 6 lapisan sel dan serabut saraf.
b)
Ventrikel I dan II (ventrikel lateral) terletak dalam hemisfer serebral.
c)
Korpus kolosum yang terdiri dari serabut termielinisasi menyatukan kedua
hemisfer.
d)
Fisura dan sulkus. Setiap hemisfer dibagi oleh fisura dan sulkus menjadi 4
lobus (frontal, paritetal, oksipital dan temporal) yang dinamakan sesuai tempat
tulangnya berada.
i)
Fisura longitudinal membagi serebrum menjadi hemisfer kiri dan kanan.
ii)
Fisura transversal memisahkan hemisfer serebral dari serebelum.
iii)
Sulkus pusat / fisura Rolando memisahkan lobus frontal dari lobus parietal.
iv)
Sulkus lateral / fisura Sylvius memisahkan lobus frontal dan temporal.
v)
Sulkus parieto-oksipital memisahkan lobus parietal dan oksipital.
d)
Girus. Permukaan hemisfer serebral memiliki semacam konvolusi yang disebut
girus.
5)
Area Fungsional Korteks Serebri
a)
Area motorik primer pada korteks
Area primer
terdapat dalam girus presentral. Disini neuron mengendalikan kontraksi
volunteer otot rangka. Area pramotorik korteks terletak tepat di sisi anterior
girus presentral. Neuron mengendalikan aktivitas motorik yang terlatih dan
berulang seperti mengetik. Area broca terletak di sisi anterior area premotorik
pada tepi bawahnya.
b)
Area sensorik korteks
Terdiri
dari area sensorik primer, area visual primer, area auditori primer. Area
olfaktori primer dan area pengecap primer (gustatory).
c)
Area asosiasitraktus serebral
Terdiri
area asosiasi frontal, area asosiasi somatic, area asosiasi visual, area wicara
Wernicke.
d) Ganglia basal
Adalah
kepulauan substansi abu-abu yang terletak jauh di dalam substansi putih
serebrum.
6)
Diensefalon
Terletak
di antara serebrum dan otak tengah serta tersembunyi di balik hemisfer
serebral, kecuali pada sisi basal.
a)
Talamus
Terdiri dari dua massa oval (lebar 1 ¼ cm dan panjang 3 ¾
cm) substansi abu-abu yang sebagian tertutup substansi putih. Masing-masing
massa menonjol ke luar untuk membentuk sisi dinding ventrikel ketiga.
b)
Hipotalamus
Terletak di didi inferior thalamus dan membentuk dasar serta
bagian bawah sisi dinding ventrikel ketiga. Hipotalamus berperan penting dalam
pengendalian aktivitas SSO yang melakukan fungsi vegetatif penting untuk
kehidupan, seperti pengaturan frekwensi jantung, tekanan darah, suhu tubuh,
keseimbangan air, selera makan, saluran pencernaan dan aktivitas seksual.
Hipotalamus juga berperan sebagai pusat otak untuk emosi seperti kesenangan,
nyeri, kegembiraan dan kemarahan. Hipotalamus memproduksi hormon yang mengatur
pelepasan atau inhibisi hormon kelenjar hipofise sehingga mempengaruhi
keseluruhan sistem endokrin.
c)
Epitalamus
Membentuk langit-langit tipis ventrikel ketiga. Suatu massa
berukuran kecil, badan pineal yang mungkin memiliki fungsi endokrin, menjulur
dari ujung posterior epitalamus.
7)
Sistim Limbik
Terdiri
dari sekelompok struktur dalam serebrum dan diensefalon yang terlibat dalam
aktivitas emosional dan terutama aktivitas perilaku tak sadar. Girus singulum,
girus hipokampus dan lobus pitiformis merupakan bagian sistem limbic dalam
korteks serebral.
8)
Otak Tengah
Merupakan
bagian otak pendek dan terkontriksi yang menghubungkan pons dan serebelum
dengan serebrum dan berfungsi sebagai jalur penghantar dan pusat refleks. Otak
tengah, pons dan medulla oblongata disebut sebagai batang otak.
9)
Pons
Hampir
semuanya terdiri dari substansi putih. Pons menghubungkan medulla yang panjang
dengan berbagai bagian otak melalui pedunkulus serebral. Pusat respirasi
terletak dalam pons dan mengatur frekwensi dan kedalaman pernapasan. Nuclei
saraf cranial V, VI dan VII terletak dalam pons, yang juga menerima informasi
dari saraf cranial VIII.
10)
Serebelum
Terletak
di sisi inferior pons dan merupakan bagian terbesar kedua otak. Terdiri dari
bagian sentral terkontriksi, vermis dan dua massa lateral, hemisfer serebelar.
Serebelum bertanggung jawab untuk mengkoordinasi dan mengendalikan ketepatan
gerakan otot dengan baik. Bagian ini memastikan bahwa gerakan yang dicetuskan
di suatu tempat di SSP berlangsung dengan halus bukannya mendadak dan tidak
terkordinasi. Serebelum juga berfungsi untuk mempertahankan postur.
11)
Medulla Oblongata
Panjangnya
sekitar 2,5 cm dan menjulur dari pons sampai medulla spinalis dan terus memanjang.
Bagian ini berakhir pada area foramen magnum tengkoral. Pusat medulla adalah
nuclei yang berperan dalam pengendalian fungsi seperti frekwensi jantung,
tekanan darah, pernapasan, batuk, menelan dan muntah. Nuclei yang merupakan
asal saraf cranial IX, X, XI dan XII terletak di dalam medulla.
12)
Formasi Retikular
Formasi
retukular atau sistem aktivasi reticular adalah jarring-jaring serabut saraf
dan badan sel yang tersebar di keseluruhan bagian medulla oblongata,pons dan
otak tengah. Sistem ini penting untuk memicu dan mempertahankan kewaspadaan
serta kesadaran.
b.
Medulla Spinalis
1)
Fungsi Medulla Spinalis
Medulla
spinalis mengendalikan berbagai aktivitas refleks dalam tubuh. Bagian ini
mentransmisi impuls ke dan dari otak melalui traktus asenden dan desenden.
2)
Struktur Umum
Medulla
spinalis berbentuk silinder berongga dan agak pipih. Walaupun diameter medulla
spinalis bervariasi, diameter struktur ini biasanya sekitar ukuran jari
kelingking. Panjang rata-rata 42 cm. Dua pembesaran, pembesaran lumbal dan
serviks menandai sisi keluar saraf spinal besar yang mensuplai lengan dan
tungkai. Tiga puluh satu pasang (31) saraf spinal keluar dari area urutan korda
melalui foramina intervertebral.
3)
Struktur Internal
Terdiri
dari sebuah inti substansi abu-abu yang diselubungi substansi putih. Kanal
sentral berukuran kecil dikelilingi oleh substansi abu-abu bentuknya seperti
huruf H. Batang atas dan bawah huruf H disebut tanduk atau kolumna dan
mengandung badan sel, dendrite asosiasi dan neuron eferen serta akson tidak
termielinisasi. Tanduk dorsal adalah batang vertical atas substansi abu-abu.
Tanduk ventral adalah batang vertical bawah. Tanduk lateral adalah protrusi di
antara tanduk posterior dan anterior pada area toraks dan lumbal sistem saraf
perifer. Komisura abu-abu menghubungkan substansi abu-abu di sisi kiri dan
kanan medulla spinalis. Setiap saraf spinal memiliki satu radiks dorsal dan
satu radiks ventral.
4)
Traktus Spinal
Substansi
putih korda yang terdiri dari akson termielinisasi, dibagi menjadi funikulus
anterior,posterior dan lateral. Dalam funikulus terdapat fasiukulu atau
traktus. Traktus diberi nama sesuai dengan lokasi, asal dan tujuannya.
2.
Sistem Saraf Perifer
Sistem ini
terdiri dari jaringan saraf yang berada di bagian luar otak dan medulla
spinalis. Sistem ini juga mencakup saraf cranial yang berasal dari otak; saraf
spinal, yang berasal dari medulla spinalis dan ganglia serta reseptor sensorik
yang berhubungan.
a.
Saraf Kranial
12 pasang saraf cranial muncul dari berbagai bagian batang
otak. Beberapa saraf cranial hanya tersusun dari serabut sensorik, tetapi
sebagaian besar tersusun dari serabut sensorik dan serabut motorik.
1)
Saraf Olfaktorius ( CN I )
Merupakan
saraf sensorik. Saraf ini berasal dari epithelium olfaktori mukosa nasal.
Berkas serabut sensorik mengarah ke bulbus olfaktori dan menjalar melalui
traktus olfaktori sampai ke ujung lobus temporal (girus olfaktori), tempat
persepsi indera penciuman berada.
2)
Saraf Optik ( CN II )
Merupakan
saraf sensorik. Impuls dari batang dan kerucut retina di bawa ke badan sel
akson yang membentuk saraf optic. Setiap saraf optic keluar dari bola mata pada
bintik buta dan masuk ke rongga cranial melaui foramen optic. Seluruh serabut
memanjang saat traktus optic, bersinapsis pada sisi lateral nuclei genikulasi
thalamus dan menonjol ke atas sampai ke area visual lobus oksipital untuk
persepsi indera penglihatan.
3)
Saraf Okulomotorius ( CN III )
Merupakan
saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik. Neuron
motorik berasal dari otak tengah dan membawa impuls ke seluruh otot bola mata
(kecuali otot oblik superior dan rektus lateral), ke otot yang membuka kelopak
mata dan ke otot polos tertentu pada mata. Serabut sensorik membawa informasi
indera otot (kesadaran perioperatif) dari otot mata yang terinervasi ke otak.
4)
Saraf Traklear ( CN IV )
Adalah
saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik dan merupakan
saraf terkecil dalam saraf cranial. Neuron motorik berasal dari langit-langit
otak tengah dan membawa impuls ke otot oblik superior bola mata. Serabut
sensorik dari spindle otot menyampaikan informasi indera otot dari otot oblik
superior ke otak.
5)
Saraf Trigeminal ( CN V )
Saraf
cranial terbesar, merupakan saraf gabungan tetapi sebagian besar terdiri dari
saraf sensorik. Bagian ini membentuk saraf sensorik utama pada wajah dan rongga
nasal serta rongga oral. Neuron motorik berasal dari pons dan menginervasi otot
mastikasi kecuali otot buksinator. Badan sel neuron sensorik terletak dalam
ganglia trigeminal.
Serabut
ini bercabang ke arah distal menjadi 3 divisi:
i)
Cabang optalmik membawa informasi dari kelopak mata, bola mata, kelenjar air
mata, sisi hidung, rongga nasal dan kulit dahi serta kepala.
ii)
Cabang maksilar membawa informasi dari kulit wajah, rongga oral (gigi atas,
gusi dan bibir) dan palatum.
iii) Cabang mandibular membawa informasi
dari gigi bawah, gusi, bibir, kulit rahang dan area temporal kulit kepala.
6)
Saraf Abdusen ( CN VI )
Merupakan
saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik. Neuron
motorik berasal dari sebuah nucleus pada pons yang menginervasi otot rektus
lateral mata. Serabut sensorik membawa pesan proprioseptif dari otot rektus
lateral ke pons.
7)
Saraf Fasial ( CN VII )
Merupakan
saraf gabungan. Meuron motorik terletak dalam nuclei pons. Neuron ini menginervasi
otot ekspresi wajah, termasuk kelenjar air mata dan kelenjar saliva. Neuron
sensorik membawa informasi dari reseptor pengecap pada dua pertiga bagian
anterior lidah.
8)
Saraf Vestibulokoklearis ( CN VIII )
Hanya
terdiri dari saraf sensorik dan memiliki dua divisi.
i)
Cabang koklear atau auditori menyampaikan informasi dari reseptor untuk indera
pendengaran dalam organ korti telinga dalam ke nuclei koklear pada medulla, ke
kolikuli inferior, ke bagian medial nuclei genikulasi pada thalamus dan
kemudian ke area auditori pada lobus temporal.
ii)
Cabang vestibular membawa informasi yang berkaitan dengan ekuilibrium dan
orientasi kepala terhadap ruang yang diterima dari reseptor sensorik pada
telinga dalam.
9)
Saraf Glosofaringeal ( CN IX )
Merupakan
saraf gabungan. Neuron motorik berawal dari medulla dan menginervasi otot untuk
wicara dan menelan serta kelenjar saliva parotid. Neuron sensorik membawa
informasi yang berkaitan dengan rasa dari sepertiga bagian posterior lidah dan
sensasi umum dari faring dan laring; neuron ini juga membawa informasi mengenai
tekanan darah dari reseptor sensorik dalam pembuluh darah tertentu.
10) Saraf
Vagus ( CN X )
Merupakan
saraf gabungan. Neuron motorik berasal dari dalam medulla dan menginervasi
hampir semua organ toraks dan abdomen. Neuron sensorik membawa informasi dari
faring, laring, trakea, esophagus, jantung dan visera abdomen ke medulla dan
pons.
11) Saraf
Aksesori Spinal ( CN XI )
Merupakan
saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari serabut motorik. Neuron
motorik berasal dari dua area: bagian cranial berawal dari medulla dan
menginervasi otot volunteer faring dan laring, bagian spinal muncul dari
medulla spinalis serviks dan menginervasi otot trapezius dan
sternokleidomastoideus. Neuron sensorik membawa informasi dari otot yang sama
yang terinervasi oleh saraf motorik ; misalnya otot laring, faring, trapezius
dan otot sternokleidomastoid.
12) Saraf
Hipoglosal ( CN XII )
Termasuk
saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik. Neuron
motorik berawal dari medulla dan mensuplai otot lidah. Neuron sensorik membawa
informasi dari spindel otot di lidah.
b.
Saraf Spinal
31 pasang
saraf spinal berawal dari korda melalui radiks dorsal (posterior) dan
ventral(anterior). Pada bagian distal radiks dorsal ganglion, dua radiks
bergabung membentuk satu saraf spinal. Semua saraf tersebut adalah saraf
gabungan (motorik dan sensorik), membawa informasi ke korda melalui neuron
aferen dan meninggalkan korda melalui neuron eferen.
Saraf
spinal diberi nama dan angka sesuai dengan regia kolumna bertebra tempat
munculnya saraf tersebut.
1)
Saraf serviks ; 8 pasang, C1 – C8.
2)
Saraf toraks ; 12 pasang, T1 – T12.
3)
Saraf lumbal ; 5 pasang, L1 – L5.
4)
Saraf sacral ; 5 pasang, S1 – S5.
5)
Saraf koksigis, 1 pasang.
Setelah
saraf spinal meninggalkan korda melalui foramen intervertebral, saraf kemudian
bercabang menjadi empat divisi yaitu: cabang meningeal, ramus dorsal, cabang
ventral dan cabang viseral.
Pleksus
adalah jarring-jaring serabut saraf yang terbentuk dari ramus ventral seluruh
saraf spinal, kecuali TI dan TII yang merupakan awal saraf interkostal.
c.
Sistem Saraf Otonom
SSO
merupakan sistem motorik eferen visceral. Sistem ini menginervasi jantung;
seluruh otot polos, seperti pada pembuluh darah dan visera serta
kelenjar-kelenjar. SSO tidak memiliki input volunteer; walaupun demikian,
sistem ini dikendalikan oleh pusat dalam hipotalamus, medulla dan korteks
serebral serta pusat tambahan pada formasi reticular batang otak.
Serabut
aferen sensorik (visera) menyampaikan sensasi nyeri atau rasa kenyang dan
pesan-pesan yang berkaitan dengan frekwensi jantung, tekanan darah dan
pernapasan, yang di bawa ke SSP di sepanjang jalur yang sama dengan jalur
serabut saraf motorik viseral pada SSO.
Divisi SSO
memiliki 2 divisi yaitu divisi simpatis dan divisi parasimpatis. Sebagian besar
organ yang diinervasi oleh SSO menerima inervasi ganda dari saraf yang berasal
dari kedua divisi. Divisi simpatis dan parasimpatis pada SSO secara anatomis
berbeda dan perannya antagonis.
1)
Divisi Simpatis / Torakolumbal
Memiliki
satu neuron preganglionik pendek dan satu neuron postganglionic panjang. Badan
sel neuron preganglionik terletak pada tanduk lateral substansi abu-abu dalam
segemen toraks dan lumbal bagian atas medulla spinalis.
Fungsi
saraf ini terutama untuk memacu kerja organ tubuh, walaupun ada beberapa yang
malah menghambat kerja organ tubuh. Fungsi memacu, antara lain mempercepat
detak jantung, memperbesar pupil mata, memperbesar bronkus. Adapun fungsi yang
menghambat, antara lain memperlambat kerja alat pencernaan, menghambat ereksi,
dan menghambat kontraksi kantung seni.
2)
Divisi Para Simpatis / Kraniosakral
Memiliki
neuron preganglionik panjang yang menjulur mendekati organ yang terinervasi dan
memiliki serabut postganglionic pendek. Badan sel neuron terletak dalam nuclei
batang otak dan keluar melalui CN III, VII, IX, X, dan saraf XI, juga dalam
substansi abu-abu lateral pada segmen sacral kedua, ketiga dan keempat medulla
spinalis dan keluar melalui radiks ventral.
Saraf ini
memiliki fungsi kerja yang berlawanan jika dibandingkan dengan saraf simpatik.
Saraf parasimpatik memiliki fungsi, antara lain menghambat detak jantung,
memperkecil pupil mata, memperkecil bronkus, mempercepat kerja alat pencernaan,
merangsang ereksi, dan mepercepat kontraksi kantung seni. Karena cara kerja
kedua saraf itu berlawanan, makamengakibatkan keadaan yang normal.
3)
Neurotransmiter SSO
Asetilkolin
dilepas oleh serabut preganglionik simpatis dan serabut preganglionik
parasimpatis yang disebut serabut kolinergik. Norepinefrin dilepas oleh serabut
post ganglionik simpatis, yang disebut serabut adrenergic. Norepinefrin dan
substansi yang berkaitan, epinefrin juga dilepas oleh medulla adrenal.
C.Kelainan-Kelainan
yang disebabkan oleh Gangguan Sistem Saraf
Gangguan pada sistem saraf akan berakibat pada pola gerak
maupun memori seseorang. Gangguan tersebut dapat diakibatkan oleh ketuaan,
bakteri, virus atau kerusakan akibat kecelakaan. Tiga contoh penyakit akibat
gangguan sistem saraf adalah:
a)
Alzheimer
Alzheimer merupakan penyakit akibat gangguan fungsi otak
yang ditandai oleh kehilangan memori, pengenalan kepribadian, dan kekuatan
mental. Alzheimer disebabkan oleh artrofi korteks serebral. Artrofi tersebut
diduga disebabkan oleh slow viruses, sejenis virus yang memerlukan waktu lama
untuk merusak. Infeksinya terjadi waktu muda, dan akibatnya baru muncul setelah
lanjut usia.
b)
Amnesia
Amnesia merupakan penyakit gangguan otak dimana penderita
kehilangan memori diikuti ketidakmampuan membentuk suatu memori baru.
Penyebabnya bervariasi dimulai dari kerusakan otak karena kecelakaan, stroke,
ensefalitis, defisiensi vitamin B12, kanker otak atau suplai darah yang kurang
ke daerah memori, sampai pada alasan psikologikal.
c)
Ataksia
Ataksia merupakan gangguan sistem saraf yang ditandai oleh
gangguan koordinasi gerak otot seperti gerakan tubuh yang tidak teratur dan
tidak akurat. Penyebabnya adalah setiap kejadian yang mengganggu pusat
pengontrol gerak di otak atau jalur saraf yang menuju otak. Ataksia yang
bersifat permanen dapat disebabkan oleh kerusakan otak, korda spinalis atau
saraf spinalis.
BAB III
PENUTUP
Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang
bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon
oleh tubuh. Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel
saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan. Sistem saraf
dibagi menjadi dua, yaitu sitem saraf pusat dan sistem saraf perifer. Sistem
saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf perifer
terdiri dari sitem saraf sadar dan sistem saraf tidak sadar.
Saraf sebagai sistem koordinasi
atau pengatur seluruh aktifitas tubuh manusia mempunyai tiga fungsi utama,
yaitu sebagai alat komunikasi, pengendali atau pengatur kerja, dan pusat
pengendali tanggapan.
Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron.
Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls
(rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.
Sel saraf yang dihubungkan adalah sel
saraf sensorik dan sel saraf motorik. Saraf yang satu dengan saraf lainnya
saling berhubungan. Hubungan antara saraf tersebut disebut sinapsis. Impuls dapat dihantarkan melalui
beberapa cara, diantaranya melalui sel saraf dan sinapsis.
Kelainan-kelainan yang disebabkan oleh gangguan pada sistem saraf antara lain
Alzheimer, ataksia, dan amnesia.
DAFTAR PUSTAKA
Bauman,
R. and Steve, D. 1991. Human dan Anatomy and Physiology, Laboratory
Textbook. Whittier
Publications Inc, United States of America.
Campbell,
Reece, Mitchel. 2005. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga
Pack,
P. E. 2001. Biology 2nd Edition CliffsAP. Hungry Minds, Inc., New York.
Rae-Dupree,
J. and Pat. 2007. Anatomy and Physiology for Dummies. Wiley
Publishing Inc., Indiana.
Sinaga,
E. dan Melva Silitonga. 2011. Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia. Medan:
UNIMED Press
Anonim.https://www.google.com/search?q=sel+saraf+dan+bagianbagiannya&client=fir
efoxa&rls=org.mozilla:en-US:official&channel. (Tanggal akses: 20 maret 2014)
0 Response to "Makalah Sistem Saraf"
Post a Comment