Teori Ramona T. Mercer
PENDAHULUAN
Ramona T. Marcer adalah profesor emeritus di departemen
kesehatan keperawatan keluarga di Universiti Of Calivornia San Vransisco
karirnya sudah termasuk posisi sebagai kepala perawat, staf di intrapartum.
Penelitiannya tentang pengasuhan anak dalam situasi rendah dan beresiko tinggi,
dan transisi keperan ibu telah berlangsung lebih dari 30 tahun.
Asuhan keperawatan yang diberikan oleh seorang perawat
maternitas sangat mempengaruhi kualitas asuhan yang diberikan dalam berbagai
tindakan keperawatan seperti upaya pelayanan antenatal, intranatal, post
partum, dan perawatan bayi baru lahir. Sebagai perannya sebagai perawat
perfesional, perawat maternitas perlu mengembangkan ilmu dan kiat keperawatan
yang salah satunya adalah harus dapat mengintregasikan model konseptual khusus
nya dalam pemberian asuhan keperawatan maternitas.
Konsep teori marcer ini dapat di aplikasikan dalam perawatan
BBL terutama pada kondisi psikososial dan TU Jemosional BBL masih sering
terabaikan. Model konseptual marcer memandang bahwa sifat bayi berdampak pada
identitas peran ibu. Respon perkembangan BBL yang berinteraksi dengan
perkembangan identitas peran ibu dapat diamati dari pola perilaku bayi.
ISI
Teori Ramona Mercer
Terori Ramona Mercer lebih menekankan pada stress antepartum dalam pencapaian peran ibu.
Mercer membagi teorinya menjadi dua pokok bahasan, yaitu sebagai berikut.
1. Efek
stress antepartum.
Stress antepartum adalah komplikasi dari risiko kehamilan
dan pengalaman negative dalam kehidupan seorang wanita. Tujuan asuhan yang
diberikan adalah dukungan selama hamil untuk mengurangi ketidakpercayaan diri
ibu. Riset Mercer menjelaskan tentang efek stress antepartum terhadap fungsi keluarga
sebagai suatu keutuhan, fungsi pasangan individual (hubungan timbal balik
ayah-ibu, ibu-bayi, ayah-bayi) dalam keluarga, dan status kesehatan sebagai
variable dependen/bebas.
Penelitian Mercer
menunjukan ada enam faktor yang terhubung dengan status kesehatan, yaitu
sebagai berikut:
a. Hubungan interpersonal.
b. Peran keluarga.
c. Stres antepartum.
d. Dukungan social.
e. Rasa percaya diri
f. Penguasaan rasa takut, ragu, dan depresi.
Mercer kemudian mempresentasikan 3 model yang mendukung
hubungan antara variable independen dengan variable dependen diatas yaitu :
a. 10 hubungan stress antepartum dengan individu.
b. Hubungan stress antepartum dengan pasangan
individual.
c. Hubungan stress antepartum dengan fungsi keluarga.
Mercer kemudian mengujicobakan model efek stress antepartum
terhadap fungsi keluar pada para wanita yang di rawat di RS dengan
resiko/komplikasi kehamilan, kemudian dibandingkan wanita dengan kehamilan
resiko rendah. Hasilnya ternyata “wanita dengan kehamilan resiko tinggi
mengalami fungsi keluarga yang kurang optimal daripada keluarga para wanita
dengan kehamilan resiko rendah”
Maternal Role menurut Mercer adalah bagaimana seorang ibu
memperoleh identitas baru yang membutuhkan pemikiran dan penjabaran yang
lengkap tentang dirinya sendiri.
2.
Pencapaian peran ibu.
Peran ibu dapat dicapai bila ibu menjadi dekat dengan
bayinya termasuk mengekspresikan kepuasan dan penghargaan peran.
Pencapaian peran ibu adalah suatu proses interaksi dan
pengembangan yang terjadi dalam suatu kurun waktu tertentu, dimana selama periode
itu ibu menjadi dekat dengan bayinya, mempunyai kemampuan melaksanakan
tugas-tugas perawatan yang tercangkup didalam peran, serta mengekspresikan
kesenangan dan kepuasan dalam peran.
Rubin menyebutkan peran ibu sudah
dimulai sejak ibu mulai hamil sampai 6 bulan setelah melahirkan, tetapi menurut
Mercer mulainya peran ibu adalah setelah bayi lahir (3-7 bulan setelah
melahirkan). Wanita dalam mencapai peran ibu dipengaruhi oleh faktor-faktor
berikut ini.
Berdasarkan faktor dukungan sosial, Mercer
mengidentifikasikan adanya empat faktor pendukung yaitu sebagai berikut.
1. Emotional support, yaitu perasaan mencintai, penuh
perhatian, percaya, dan mengerti.
2. Informational support, yaitu memberikan informasi yang
sesuai dengan kebutuhan ibu sehingga dapat membantu ibu untuk menolong dirinya
sendiri.
3. Physical support, misalnya dengan membantu merawat
bayi dan memberikan tambahan dana.
4. Appraisal support, ini memungkinkan individu mampu
mengevaluasi dirinya sendiri dalam pencapaian peran ibu.
Contoh
Kasus dan Penerapannya
Seorang Ny.S umur 23 tahun baru saja melahirkan bayi
pertamanya diBPM Eko dengan normal. Ny.S terlihat sedih dan stress karena takut
tidak mampu untku menjadi peran ibu yang baik untuk bayinya, terlebih lagi Ny.S
tidak memiliki banyak pengetahuan untuk menjadi seorang ibu. Ny.S sering mendengar
banyak informasi negatif mengenai kehamilan dari orang-orang sekitar sehingga
membuat Ny.S semakin sulit untuk menerima peran barunya sebagai ibu.
Ø Asuhan yang diberikan Bidan Eko
kepada Ny.S untuk meyakinkan dirinya mampu menjadi peran ibu yang baik
yaitu berupa dukungan;
1. Emotional support
Memberikan perhatian dengan
mendengarkan keluhan-keluhan yang dirasakan, memberi semangat dan meyakini ibu bahwa ibu pasti bias.
2.
information
support
memberikan solusi-solusi yang dapat menguragi
kekahwatiran serta stres yang dialami ibu dengan memberikan pemahaman mengenai
seorang ibu dari sisi positif dan memberikan informasi kesehatan seperti
menganjurkan untuk beristirahat lebih banyak.
3.
physical
support
memberikan contoh bagaimana merawat
bayi yang baik dan bagaimana bersikap sebagai seorang ibu sehingga naluri
keibuan dapat timbul pada saat ibu menyentuh dan mengendong bayi.
4.
appraisal
support
Memberikan informasi yang di
dapatkan dari bidan sehingga dapat mengevaluasi dirinya apakah ia sudah siap
untuk melakukan perannya sebagai ibu atau tidak.
Ø Asuhan yang diberikan berupa untuk
membantu ibu dalam melaksanakan tugas dalam adaptasi peran.
Ø Mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi pencapaian peran ibu, mendekatkan diri dengan bayinya termasuk
mengekspresikan kepuasan dan penghargaan.
Ø Dan menempatkan peran positif
keluarga dengan memberikan informasi maupun pengajaran-pengajaran yang tidak
memicu stress antepartum.
a. Suami selalu mendampingi istri
b. Peran positif keluarga (orang tua/
mertua)
c. Peran ibu untuk mengendalikan
dirinya
KESIMPULAN
Terori Ramona Mercer lebih menekankan pada stress antepartum dalam pencapaian
peran ibu. Mercer membagi teorinya menjadi dua pokok bahasan, yaitu sebagai
berikut.
1. Efek stress antepartum.
2. Pencapaian peran ibu.
Mercer menggambarkan dasr teori dari penelitian dalam teori
pencapaian peran yang mengidentifikasikan
empat tahapan dalam pelaksanaan peran ibu adalah sebagai berikut.
a. Anticipatory.
Saat sebelum wanita menjadi ibu, di mana wanita mulai
melakukan penyusuaian sosial dan psikososial dengan mempelajari segala sesuatu
yang dibutuhkan untuk menjadi seorang ibu
b. Formal.
Wanita memasuki peran ibu yang sebenarnya, bimbingan peran
dibutuhkan sesuai dengan kondisi sistem sosial.
c. Informa.
Di mana wanita sudah mampu menemukan jalan yang unik dalam
melaksanakan perannya
d. Personal
Merupakan tahapan terakhir, di mana wanita sudah mahir
melakukan perannya sebagai ibu.
REFERENSI
Bryar, R 1995. Theory
for Midwifery practice, Edisi 1. Mac
Millan: Houndmillo.
D
IV Bidan Pendidik, 2003, Makalah “Manajemen
Kebidanan sebagai Metode Pendekatan Pemecahan Masalah”, Universitas
padjadjaran Bandung.
Depkes
RI. 1995. Pusdiknaskes, Manajemen Kebidanan, Jakarta.
Depkes
RI. 1995. Pusdinkes, Konsep Kebidanan, Jakarta.
Cahyani,
A, 2003, Dasar-dasar Organisasi dan Manajemen, PT. Grasindo, Jakarta
0 Response to "Teori Ramona T. Mercer"
Post a Comment