Perbandingan sumber keseimbangan asam basa
KESEIMBANGAN ASAM BASA
Aktivitas
sel tubuh memerlukan keseimbangan asam basa, keseimbangan tersebut dapat diukur
dengan pH (derajat keasaman). Dalam keadaan normal, nilai pH cairan tubuh
7,35-7,45.
Keseimbangan
asam basa dapat dipertahankan melalui proses metabolism dengan system buffer
pada seluruh cairan tubuh dan melalui pernafasan dengan system regulasi
(pengaturan di ginjal). Tigamacam system larutan buffer cairan tubuh yaitu
larutan bikarbonat, larutan buffer fosfat, dan larutan buffer protein. System
buffer itu sendiri terdiri atas natrium bikarbonat (NaHCO3), kalium
bikarbonat (KHCO3), dan asam karbonat (H2CO3).
Pengaturan
keseimbangan asam basa dilakukan oleh paru-paru hingga nilai pH menjadi standar
(normal) melalui pengangkutan kelebihan CO2 dankelebihan H2CO3
dari darah yang dapat meningkatkan pH. Ventilasi dianggap memadai apabila
suplai O2 seimbang dengan kebutuhan O2. Demikian juga
pembuangan CO2 melalui paru-paru yang harus seimbang dengan pembentukan
CO2 agar ventilasi memadai. Ventilasi yang memadai dapat
mempertahankan kadar PCO2 sebesar 40 mmHg.
Jika
pembentukan CO2 metabolik meningkat, konsentrasinya dalam cairan
ekstrasel juga meningkat. Sebaliknya, penurunan metabolisme memperkecil
konsentrasi CO2. Jika kecepatan ventilasi paru-paru meningkat,
kecepatan pengeluaran CO2 juga meningkat, dan hal ini menurunkan
jumlah CO2 yang berkumpul dalam cairan ekstrasel. Peningkatan dan
penurunan ventilasi alveolus akan memengaruhi pH cairan ekstra sel. Peningkatan
PaCO2 menurunkan pH, sebaliknya penurunan PaCO2
meningkatkan pH darah. Perubahan ventilasi alveolus juga akan mengubah
konsentrasi ion H+. sebaliknya, konsentrasi ion H+ dapat
memengaruhi kecepatan ventilasi alveolus (umpan balik).kadar pH yang rendah,
konsentrasi ion H+ yang tinggi disebut asidosis. Sebaliknya pH yang
tinggi,konsentrasi ion H+ rendah disebut alkalosis.
JENIS ASAM
BASA
Cairan basa (alkali) digunakan untuk mengoreksi
asidosis. Keadaan asidosis dapat disebabkan karena henti jantung dan koma
diabetikum. Contoh cairan alkali antara lain natrium (sodium laktat) dan
natrium bikarbonat. Laktat merupakan garam dari asam lemah yang dapat mengambil
ion H+ dari cairan,sehingga mengurangi keasaman (asidosis). Ion H+
diperoleh dari asam karbonat (H2CO3), yang mana terurai
menjadi (bikarbonat)
dan H+. selain system pernapasan, ginjal juga berperan untuk
mempertahankan keseimbangan asam basa yang sangat kompleks. Ginjal mengeluarkan
ion hydrogen dan membentuk ion bikarbonat sehingga pH darah normal. Jika pH
plasma turun dan menjadi lebih asam, ion hydrogen dikeluarkan dan bikarbonat
dibentuk kembali.
GANGGUAN/MASALAH
KESEIMBANGAN ASAM BASA
Gangguan
keseimbangan asam basa adalah gangguan pada tubuh sehingga akan muncul tanda
dan gejala dari masing-masing jenis gangguan keseimbangan asam basa. Gangguan
ini ada dua jenis yaitu Asidosis dan Alkalosis.
a.
Asidosis Metabolik
Asidosis metabolik adalah
suatu keadaan kehilangan basa atau terjadi penumpukan asam.
- tanda gejala : pernapasan kussmaul, hipotensi, letargi, mual, dan
muntah
- penyebab :
terjadi penurunan pH atau terjadi penambahan keasaman, bikarbonat
akan
Mengompensasinya. Namun, cadangan bikarbonat menjadi berkurang dan
apabila produksi asam masih terus berlanjut maka bufer tidak mampu untuk
mengompensasi.
- yang di periksa : terjadi penurunan pH, PaCO2, normal lama-lama akan
menurun
karena proses kompensasi HCO3 menurun,
pH urine kurang dari 6,00 dan pH darah kurang dari 7,35 kompensasi yang di
lakukan oleh tubuh dalam keadaan ini adalah piperventilasi untuk mengeluarkan
CO2.
b. Alkalosis Metabolik
Alkalosis metabolic adalah
suatu keadaan kehilangan ion hidrogen atau penambahan basa pada cairan tubuh
dengan adanya peningkatan bikarbonat plasma lebih dari 26 mEq/L dan pH arteri
lebih dari 7,45.
-
tanda gejala : refleks
hiperaktif, tetani, hipertensi, kram otot, dan kelemahan.
-
penyebab : terjadi bila kehilangan asam melampaui
produksi asam, ion-ion
hidrogen hilang dari
cairan tubuh dan terjadi kelebihan HCO3.
- yang di periksa : pH meningkat, PaCO2 normal tetapi mulai naik, HCO3
meningkat,dan
pH urine lebih besar
dari 7.
c.
Asidosis Respiratorik
Asidosis respiratorik
merupakan suatu keadaan yang disebabkan oleh kegagalan system pernapasan dalam
membuang karbondioksida dan cairan tubuh.
- tanda gejala :
sakit kepala, letargi, mengantuk, koma, peningkatan frekuensi jantung,
hipertensi, berkeringat, penurunan responsivitas, papiledema, dan dispnea.
- penyebab : setiap kondisi yang menurunkan
ventilasi dapat meningkatkan konsentrasi CO2 dan berdampak adanya
peningkatan asam karbonat.
- yang di
periksa : pH meningkat, PaCO3
meningkat, HCO3 normal tetapi kemudian meningkat karena
kompensasi,dan pH urine kurang dari 6,0.
- Upaya
penanganan : produksi
bikarbonat oleh ginjal meningkat, eksresi ion hidrogen ke urine meningkat,
untuk meningkatkan pengeluaran CO2 dapat di lakukan. Latihan nafas
dalam dan purse lips breathing.
d.
Alkalosis Respiratorik
Alkalosis Respiratorik
adalah suatu keadaan kehilangan CO2 dari paru-paru yang dapat
menimbulkan terjadinya PaCO2 arteri kurang dari 35 mmHg.
- tanda gejala : pusing, kebas, kesemutan
ekstremitas, kram otot, tetani, kejang, penigkatan releks tendon dalam,
aritmia, dan hiperventilasi.
- penyebab :
hiperventilasi karena banyak CO2 yang terbuang sehingga ion
hidrogen menurun.
- yang di
periksa : pH meningkat, PaCO3
meningkat, HCO3 normal tetapi kemudian meningkat karena
kompensasi,dan pHurine lebih besar dari 7,0.
Keadaan asam basa secara umum:
HCO3 Plasma
|
pH Plasma
|
PaCO2 Plasma
|
Gangguan Asam Basa
|
Meningkat
Menurun
Menurun
Meningkat
|
Menurun
Menurun
Meningkat
Meningkat
|
Meningkat
Menurun
Menurun
Meningkat
|
Asidosis respiratorik
Asidosis metabolik
Alkalosis respiratorik
Alkalosis metabolik
|
REFERENSI
Uliyah &
Hidayat, 2008, Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan Edisi 2,
Jakarta, Salemba Medika.
Asmadi, 2008,
Teknik Prosedural Keperawatan : Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien,
Jakarta, Salemba Medika.
Keseimbangan
Asam Basa
Asam adalah
setiap senyawa kimia yang melepas ion hidrogen kesuatu larutan atau kesenyawa
biasa. Contoh asam klorida ( HCl), yang berionisasi dalam air membentuk ion-ion
hidrogen ( H+) dan ion klorida ( Cl-). Demikian juga, asam karbonat (H2CO3)
berionisasi dalam air membentuk ion H+ dan ion bikarbonat ( HCO3-).
Basa adalah
senyawa kimia yang menerima ion hidrogen. Contoh, ion bikarbonat HCO3-, adalah
suatu basa karena dapat menerima ion H+ untuk membentuk asam karbonat (H2CO3).
Demikian juga fospat ( HPO4) suatu basa karena dapat membentuk asam fospat
(H2PO4). Protein-protein dalam tubuh juga berfungsi sebagai basa karena
beberapa asam amino yang membangun protein dengan muatan akhir negatif siap
menerima ion-ion hidrogen.
Asam kuat adalah asam yang berdisosiasi dengan cepat dan terutama melepaskan sejumlah besar ion H+ dalam larutan. Contohnya HCl
Asam lemah mempunyai lebih sedikit kecendrungan untuk berdisosiasikan ion-ionnya dan oleh karena itu kurang melepaskan H+. contohnya H2CO3.
Asam kuat adalah asam yang berdisosiasi dengan cepat dan terutama melepaskan sejumlah besar ion H+ dalam larutan. Contohnya HCl
Asam lemah mempunyai lebih sedikit kecendrungan untuk berdisosiasikan ion-ionnya dan oleh karena itu kurang melepaskan H+. contohnya H2CO3.
Basa kuat
adalah suatu basa yang secara cepat dan kuat dengan H+ dan oleh karena itu
dengan cepat menghilangkannya dari larutan. Contoh ion hidroksil (OH-), yang
bereaksi dengan cepat membentuk air (H2O). Basa lemah adalah basa yang secara
lemah bereaksi dengan ion H+. Contohnya HC03-
Konsentrasi ion hidrogen dan pH
Pengaturan
ion hidrogen yang tepat bersifat penting karena hampir semua aktifitas sistem
enzim dalam tubuh dipengaruhi oleh konsentrasi ion hidrogen. Oleh karena itu
perubahan konsentrasi hidrogen sesungguhnya merubah fungsi seluruh sel dan
tubuh. Konsentrasi ion hidrogen dalam cairan tubuh normalnya dipertahankan pada
tingkat yang rendah,dibandingkan dengan ion-ion yang lain,konsentrasi ion
hidrogen darah secara normal dipertahankan dalam batas ketat suatu nilai normal
sekitar 0,00004 mEq/liter. Karena konsentrasi ion hidrogen normalnya adalah
rendah dan karena jumlahnya yang kecil ini tidak praktis, biasanya konsentrasi
ino hidrogen disebut dalam skala logaritma dengan menggunakan satuan pH.
pH = log 1/H+
pH=-log H+
Normal H+ adalah 0,00000004 Eq/liter.oleh karena itu pH normal adalah:
pH= -log (0,00000004)
pH= 7,4
Dari rumus diatas, bahwa pH berhubungan terbalik dengan konsentrasi ion hidrogen. Oleh karena itu pH yang rendah berhubungan dengan konsentrasi ion hidrogen yang tinggi dan pH yang tinggi berhubungan dengan konsentrasi ion hidrogen yang rendah
pH = log 1/H+
pH=-log H+
Normal H+ adalah 0,00000004 Eq/liter.oleh karena itu pH normal adalah:
pH= -log (0,00000004)
pH= 7,4
Dari rumus diatas, bahwa pH berhubungan terbalik dengan konsentrasi ion hidrogen. Oleh karena itu pH yang rendah berhubungan dengan konsentrasi ion hidrogen yang tinggi dan pH yang tinggi berhubungan dengan konsentrasi ion hidrogen yang rendah
Seseorang
dikatakan asidosis saat pH turun dari nilai normal dan dikatakan alkolosis saat
pH diatas nilai normal. Batas rendah nilai pH dimana seseorang dapat hidup
beberapa jam adalah sekitar 6,8 dan batas atas adalah sekitar 8,0.
Pengaturan perubahan konsentrasi ion hidrogen
Ada 3 sistem utama yang mengatur konsentrasi ion hidrigen dalam cairan tubuh untuk mencegah asidosis atau alkalosis:
a.
Sistem penyangga asam basa kimiawi cairan tubuh
b.
Pusat pernafasan
c.
Ginjal
Saat terjadi perubahan dalam konsentrasi
ion hidrogen ,sistem penyangga cairan tubuh bekerja dalam waktu singkat untuk
menimbulkan perubahan-perubahan ini. Sistem penyangga tidak mengeliminasi
ion-ion hidrogen dari tubuh atau menambahnya kedalam tubuh tetapi hanya menjaga
agar mereka tetep terikat sampai keseimbangan tercapai kembali. Kemudian sistem
pernafasan juga bekerja dalam beberapa menit untuk mengeliminasi CO2 dan oleh
karena itu H2CO3 dari tubuh. Kedua pengaturan ini menjaga konsentrasi ion
hidrogen dai perubahan yang terlalu banyak sampai pengaturan yang ketiga
bereaksi lebih lambat,Ginjal dapat mengeliminasi kelebihan asam dan basa dari
tubuh. Walaupun ginjal relatif lambat memberi respon,dibandingkan sistem
penyangga dan pernafasan, ginjal merupakan sistem pengaturan asam-basa yang
paling kuat selama beberapa jam sampai beberapa hari.
1. Sistem
penyangga ion-ion hidrogen dalam cairan tubuh
Penyangga
adalah zat apapun yang secara terbalik dapat mengikat ion-ion hidrogen,yang
segera bergabung dengan asam basa untuk mencegah perubahan konsentrasi ion
hidrogen yang berlebihan. Sistem ini bekerja sangat cepet dan menghasilkan efek
dalam hitungan detik. Ada 4 sistem penyangga dalam cairan tubuh
Sistem
penyangga bikarbonat, sistem ini terdiri dari larutan air yang mengandung dua
zat : asam lemah H2CO3 dan garam bikarbonat NaHCO3. H2CO3 dibentuk dalam tubuh
oleh reaksi CO2 dan H2O,yang dikatalisator oleh enzim karbonik anhidrase. CO2 +
H2O H2CO3. Karbonik anhidrase. Reaksi ini lambat dan sangat sedikit jumlah
H2CO3 yang dibentuk kecuali bila ada enzim karbonik anhidrase. Enzim ini
terutama banyak sekali didinding alveoli paru dan di sel-sel epitel tubulus
ginjal. H2CO3 berionisasi secara lemah untuk memebentuk sejumlah kecil H+ dan
HCO3- : H2CO3 ? H+ + HCO3-. Bila asam kuat seperti HCl ditambahkan kedalam
larutan penyangga bikarbonat ,peningkatan ion hidrogen yang dilepas dari asam (
HCl ? H+ + Cl-) disangga oleh HCO3- : ?H+ + HCO3- ? H2CO3 ? CO2 + H2O. Sebagai
hasilnya, lebih banyak H2CO3 yang dibentuk menyebabakan peningkatan produksi
CO2 dan H2O. Dari reaksi ini dapat diliat bahwa ion-ion hidrogen dari asam kuat
HCl bereaksi dengan HCO3- untuk membentuk asam yang sangat lemah yaitu H2CO3
yang kemudian membentuk H2O dan CO3. CO3 yang berlebihan sangat merangsang
pernapasan, yang mengeluarkan CO2 dari cairan ekstraseluler. Komponen kedua
dari sistem ini yaitu: garam bikarbonat ( NaHCO3 ). Garam ini berionisasi unuk
membentuk ion-ion natrium dan ion bikarbonat ( HCO3-) sebagai berikut : NaHCO3
? Na+ + HCO3-. Bila basa kuat NaOH ditambahkan kedalam larutan penyangga
bikarbonat : NaOH + H2CO3 ? NaHCO3 + H2O. Ion Hidrosil OH- dari NaOh bergabung
dengan H2CO3 untuk membentuk HCO3- tambahan. Jadi basa lemah menggantikan NaHCO3
menggantikan basa kuat NaOH. Pada waktu yang bersamaan konsentrasi H2CO3 (
karena bereaksi dengan NaOH ), menyebabkan CO2 bergabung dengan H2O untuk
menggantikan H2CO3 CO2 + H2O ? H2CO3 ? ? HCO3- + H+ + + NaOH Na+ .Oleh karena
itu hasil akhir adalah cenderung penurunan kadar CO2 dalam darah, tetapi
penurunan ini menghambat pernafasan dan menurunkan laju ekspirasi CO2.
Peningkatan HCO3- dalam darah dikompensasi oleh peningkatan ekskresi HCO3-
ginjal. Hasil akhir adalah pengubahan asam kuat menjadi asam lemah dan basa
kuat menjadi basa lemah
2.
Sistem penyangga fosfat bekerja dalam cara yang serupa untuk
mengubah asam kuat menjadi asam lemah dan basa kuat menjdi basa lemah. Natrium
hidrogen fosfat ( Na2HPO4) adalah basa lemah dan natrium dihidrogen fosfat ( Na
H2PO4) adalah asam lemah HCl + Na2HPO4 ? NaH2PO4 + NaCl NaOH + NaH2PO4 ?
Na2HPO4 + H2O
3.
Sistem protein Sistem penyangga terkuat dalam tubuh. Karena
mengandung gugus karboksil yang berfungsi sebagai asam dan gugus amino yang
berfungsi sebagai basa.
4.
Sistem Hemoglobin dalam sel darah merah berfungsi sebagai
penyangga pembentukan H+ saat terjadi transpor CO2 di antara jaringan paru.
Sistem pernafasan. Sistem pernapasan melibatkan perubahan ventilasi pulmonar
untuk mengeluarkan CO2 dan untuk membatasi jumlah asam karbonat yang terbentuk.
Pengaturan respiratorik memerlukan waktu satu sampai tiga menit untuk mulai
bekerja dan fungsinya setelah penyangga asam basa ,pernafasan sistem pengaturan
asam basa kedua.
Karbon
dioksida secara terus menerus ditambahkan kedalam darah vena akibat metabolisme
sel dan transpor ke paru-paru. Saat CO2 terurai dalam paru maka akan terbentuk
asam karbonat yang kemudian akan terurai membentuk ion hidrogen dan ion
bikarbonat CO2 + H2O ? H2CO3 ? H+ + HCO3- Karbon dioksida dikeluarkan dari pada
paru-paru sehingga reaksi bergerak kekiri dan plasma menjadi tidak terlalu
asam.
Dalam keadaan
normal produksi karbon dioksida diimbangi dengan pengeluarannya seperti fungsi
sistem pernapasan dalam pengaturan asam basa
Jika
aktivitas metabolik meningkat karena olah raga, akan terjadi peningkatan
tekanan parsial karbon dioksida arteri ( pCO2 ), peningkatan kadar asam
karbonat plasma dan penurunan pH plasma ( asidosis ). Pernafasan disesuaikan
untuk mengeluarkan lebih banyak karbon dioksida.
CO2 berlebihan
dalam darah berdifusi kedalam sistem saraf pusat untuk mencapai kemoreseptor
sentral. Disistem saraf pusat CO2 membetuk asam karbonat yang terurai menjadi
ion hidrogen. Ion hidrogen ini merangsang kemoreseptor
Ion hidrogen
menstimulasi kemoreseptor sentral mengakibatkan peningkatan frekuensi
pernafasan dan kedalaman ventilasi. Peningkatan frekuensi perngeluaran CO2
respiratorik mengurangi asam karbonat dan peningkatan pH
Sebaliknya
jika pH plasma meningkat ( alkalosis ), frekuensi respiratorik berkurang untuk
mengurangi pengeluaran CO2. Kadar CO2 yang sedikit dalam plasma menyebabakan
reaksi diatas bergerak kekanan dan penurunan pH
Pengaturan
ginjal
Pengaturan ini berlangsung melalui ekresi urin asam basa. Ginjal mengatur pH darah mengeluarkan lebih banyak ion hidrogen dan mereabsorpsi lebih banyak ion bikarbonat saat plasma darah lebih asam dan dengan mengeluarka sedit ion hidrogen dan mereabsorpi sdikit ion bikarbonat saat plasma darah lebih basa. Fungsi ginjal berlangsung selama beberapa jam sampai beberapa hari untuk mengatasi perubahan pH dan bekerja melalui mekanisme:
Pengaturan ini berlangsung melalui ekresi urin asam basa. Ginjal mengatur pH darah mengeluarkan lebih banyak ion hidrogen dan mereabsorpsi lebih banyak ion bikarbonat saat plasma darah lebih asam dan dengan mengeluarka sedit ion hidrogen dan mereabsorpi sdikit ion bikarbonat saat plasma darah lebih basa. Fungsi ginjal berlangsung selama beberapa jam sampai beberapa hari untuk mengatasi perubahan pH dan bekerja melalui mekanisme:
a.
Sekresi tubular ion hidrogen
CO2 dalam cairan intersisial berdifusi
kadalam sel epitel dan berikatan dengan air untuk membentuk asam karbonat yang
berionisasi menjadi ion hidrogen dan ion karbonat
Ion hidrogen ditranspor secara aktif
keluar sel menuju lumen tubulus dan dikeluarkan dari tubuh dalam urin
b.
Reabsorpsi dan ekskresi bikarbonat
Untuk setiap ion hidrogen yang disekresi
dari sel epitel kedalam lumen tubulus,satu ion natrium secara aktif ditranspor
ke dalam sel epitel dari lumen tubulus untuk mempertahankan keseimbangan
elektrokima. Ion natrium dan ion bikarbonat ditranspor secara bersamaan dari
sel epitel menuju cairan intersisial dan masuk kedalam darah.
Dalam kondisi fisiologis normal,laju
sekresi ion hidrogen sama dengan laju filtrasi glomerular terhadap bikarbonat.
Ginjal mereabsopsi semua bikarbonat yang terfiltrasi
Jika pH plasma basa akan menurunkan
sekresi ion hidrogen oleh sel tubular sehingga yang diekskresi dalam urin juga
sedikit. Bikarbonat yang terfiltrasi tidak akan terabsopsi sepenuhnya dan yang
diekskresi dalam urin semakin banyak.
c.
Sistem penyangga memungkinkan ion hidrogen diekskresi dalam urin
1). Pasangan penyangga fosfat
Penyangga
fosfat terkonsentrasi dalam cairan tubular karena tidak terabsorpsi. Penyangga
fosfat berfungsi untuk mengeluarkan ion hidrogen dari cairan tubuler dan
membawanya kedalam urine
Mekanisme ini
memungkinkan pengeluaran sejumlah besar ion hidrogen yang disekresi tanpa
melalui asidifikas urine yang dapat merusak traktus urinarius
2). Pasangan penyangga amonia dan amonium
Sel-sel
tubuler mensintesis amonia ( NH3 ) dari asam glutamat. Amonia berdifusi kedalam
lumen tubulus dan bereaksi dengan ion hidrogen untuk membentuk ion amonium ( NH4-).
Ion amonuim diekskresi kedalam urine bersama dengan klorida
Selain itu
ion amonium mengganti ion natrium atau beberapa ion dasar lainnya unuk
membentuk garam amonium dan melepas ion natrium untuk berdifusi balik kedalam
sel tubulus dan berikatan dengan bikarbonat. Pembentukan ion amonium
menyebabakan terjadinya penambahan lebih banyak ion bikarbonat ke dalam darah
dan peningkatan pH darah.
Gangguan
keseimbangan asam-basa
1. ASIDOSIS
1. ASIDOSIS
Asidosis
menekan aktivitas mental, jika asidosis berlebihan ( dibawah 7,4 )
akan menyebabkan disorentasi, koma dan kematian
a.
Asidosis respiratorik. Terjadi akibat penurunan ventilasi pulmonar
melalui pengeluaran sedikit CO2 oleh paru-paru. Peningkatan selanjutnya dalam
pCO2 arteri dan asam karbonat akan meningkatkan kadar ion hidrogen dalam darah.
Asidosis respiratorik dapat bersifat akut dan kronis.
Penyebabnya.
Kondisi klinis yang dapat menyebabkan retensi CO2 dalam darah meliputi
pneumonia, emfisema, obstrusi kronis saluaran pernafasan,stroke atau trauma dan
Obat-obatan yang dapat menekan sistem pernafasan seperti barbiturat,narkotika
dan sedatif
Faktor
kompensator. Saat CO2 berakumulasi ,peningkatan frekuensi pernafasan
respiratorik ( hiperventilasi ) ketika istirahat terjadi untuk mengeluarkan CO2
dari tubuh
Ginjal
mengkompensasi peningkatan kadar asam dengan mengekskresi lebih banyak ion
hidrogen untuk mengembalikan pH darah mendekati tingkat yang normal
Jika
penyesuaian respiratorik dan ginjal terhadap pH gagal, akan terjadi
gejala-gejala depresi sistem saraf pusat
b.
Asidosis metabolik. Terjadi saat asam metabolik yang diproduksi
secara normal tidak dikeluarakan pada kecepatan yang normal atau basa
bikarbonat yang hilang dari tubuh
Penyebab.
Paling umum terjadi akibat ketoasidosis karena DM atau kelaparan, akumulasi
peningkatan asam laktat akibat aktivitas otot rangka yang berlebihan seperti
konvolusi,atau penyakit ginjal. Diare berat dan berkepanjangan disertai
hilangnya bikarbonat dapat menyebabakan asidosis
Faktor
kompensator. Hiperventilasi sebagai respon terhadap stimulasi saraf adalah
tanda klinis asidosis metabolik. Bersamaan dengan kompensasi ginjal,peningkatan
frekuensi respiratorik dapat mengembalikan pH darah mendekati tingkat
normalnya. Asidosis yang tidak terkompensasi akan menyebabakan depresi sistem saraf
pusat dan mengakibatkan disorentasi,koma dan kematian.
2. ALKALOSIS
Alkalosis
meningkatkan overeksitabilitas sistem saraf pusat. Jika berat alkalosis dapat
menyebabakan kontraksi otot tetanik,konvulsi dan kematian akibat tetanus otot
respiratorik
a.
Alkalosis respiratorik. Terjadi jika CO2 dikeluarkan terlalu cepat
dari paru-paru dan ada penurunaan kadarnya dalam darah
Penyebab.
Hiperventilasi dapat disebabkan oleh kecemasan,akibat demam,akibat pengaruh
overdosis aspirin pada pusat pernafasan, akibat hipoksia karena tekanan udara
yang rendah didataran tinggi atau akibat anemia berat
Faktor
kompensator, jika hiperventilasi terjadi akibat kecemasan gejalanya dapat
diredakan melalui pengisapan kembali CO2 yang sudah di keluarkan. Ginjal
mengkompensasi cairan alkalin tubular dengan mengekskresi ion bikarbonat dan
menahan ion hidrogen.
b.
Alkalosis metabolik. Adalah suatu kondisi kelebihan bikarbonat,
hal ini terjadi jika ada pengeluaran berlebihan ion hidrogen atau peningkatan
berlebihan iio bikarbonat dalam cairan tubuh.
Penyebab.
Muntah yang berkepanjangan ( pengeluaran asam klorida lambung ), disfungsi ginjal, pengobatan dengan diuretik yang
mengakibatkan hipokalemia dan penipisan volume CES atau pemakian antasid yang
berlebihan.
Faktor
kompensator
Kompensasi
respiratorik adalah penurunan ventilasi pulmonar dan mengakibatkan peningkatan
pCO2 dan asan karbonat
Kompensasi
ginjal melibatkan sedikit ekskresi ion amonium, lebih banyak ekskresi ion
natrium dan kalium, berkurangnya cadangan ion bikarbonat dan lebih banyak
ekskresi bikarbonat
REFERENSI
KESIMPULAN
Keseimbangan
Asam Basa merupakan pengaturan konsentrasi ion hydrogen (H+) bebas
didalam cairan tubuh. Aktivitas sel tubuh memerlukan keseimbangan asam basa, keseimbangan
tersebut dapat diukur dengan pH (derajat keasaman). Dalam keadaan normal, nilai
pH cairan tubuh 7,35-7,45. Keseimbangan asam basa dapat dipertahankan melalui
proses metabolism dengan system buffer pada seluruh cairan tubuh dan melalui
pernafasan dengan system regulasi (pengaturan di ginjal).
JENIS ASAM
BASA
Cairan basa (alkali)
digunakan untuk mengoreksi asidosis. Keadaan asidosis dapat disebabkan karena
henti jantung dan koma diabetikum. Contoh cairan alkali antara lain natrium
(sodium laktat) dan natrium bikarbonat. Laktat merupakan garam dari asam lemah
yang dapat mengambil ion H+ dari cairan,sehingga mengurangi keasaman
(asidosis). Ion H+ diperoleh dari asam karbonat (H2CO3),
yang mana terurai menjadi (bikarbonat)
dan H+.
Selain itu, Pengaturan ini
berlangsung melalui ekresi urin asam basa. Ginjal mengatur pH darah
mengeluarkan lebih banyak ion hidrogen dan mereabsorpsi lebih banyak ion
bikarbonat saat plasma darah lebih asam dan dengan mengeluarka sedit ion
hidrogen dan mereabsorpi sdikit ion bikarbonat saat plasma darah lebih basa.
Gangguan
Keseimbangan Asam Basa
a.
Asidosis Metabolik
Asidosis metabolik adalah
suatu keadaan kehilangan basa atau terjadi penumpukan asam.
tanda
gejala : pernapasan kussmaul,
hipotensi, letargi, mual, dan muntah
penyebab : terjadi penurunan pH atau terjadi
penambahan keasaman, bikarbonat akan Mengompensasinya. Namun, cadangan bikarbonat
menjadi berkurang dan apabila produksi asam masih terus berlanjut maka bufer
tidak mampu untuk mengompensasi.
terjadi penurunan pH, PaCO2, normal
lama-lama akan menurun karena proses
kompensasi HCO3 menurun, pH urine kurang dari 6,00 dan pH darah
kurang dari 7,35 kompensasi yang di lakukan oleh tubuh dalam keadaan ini adalah
piperventilasi untuk mengeluarkan CO2.
b. Alkalosis Metabolik
Alkalosis metabolic adalah
suatu keadaan kehilangan ion hidrogen atau penambahan basa pada cairan tubuh
dengan adanya peningkatan bikarbonat plasma lebih dari 26 mEq/L dan pH arteri
lebih dari 7,45.
tanda
gejala : refleks hiperaktif, tetani,
hipertensi, kram otot, dan kelemahan.
penyebab
:
terjadi bila kehilangan asam melampaui produksi asam, ion-ion hidrogen hilang dari cairan tubuh dan
terjadi kelebihan HCO3 pH meningkat, PaCO2 normal tetapi
mulai naik, HCO3 meningkat,dan pH urine lebih besar dari 7.
c.
Asidosis Respiratorik
Asidosis respiratorik
merupakan suatu keadaan yang disebabkan oleh kegagalan system pernapasan dalam
membuang karbondioksida dan cairan tubuh.
tanda
gejala : sakit kepala, letargi, mengantuk, koma,
peningkatan frekuensi jantung, hipertensi, berkeringat, penurunan
responsivitas, papiledema, dan dispnea.
penyebab
: setiap kondisi yang menurunkan
ventilasi dapat meningkatkan konsentrasi CO2 dan berdampak adanya
peningkatan asam karbonat. pH meningkat, PaCO3 meningkat, HCO3 normal
tetapi kemudian meningkat karena kompensasi,dan pH urine kurang dari 6,0.
Upaya
penanganan : produksi bikarbonat oleh
ginjal meningkat, eksresi ion hidrogen ke urine meningkat, untuk meningkatkan
pengeluaran CO2 dapat di lakukan. Latihan nafas dalam dan purse lips
breathing.
d.
Alkalosis Respiratorik
Alkalosis Respiratorik
adalah suatu keadaan kehilangan CO2 dari paru-paru yang dapat
menimbulkan terjadinya PaCO2 arteri kurang dari 35 mmHg.
tanda
gejala : pusing, kebas, kesemutan
ekstremitas, kram otot, tetani, kejang, penigkatan releks tendon dalam,
aritmia, dan hiperventilasi.
penyebab
: hiperventilasi karena banyak CO2
yang terbuang sehingga ion hidrogen
menurun.
pH meningkat, PaCO3
meningkat, HCO3 normal tetapi kemudian meningkat karena
kompensasi,dan pHurine lebih besar dari 7,0.
0 Response to "Perbandingan sumber keseimbangan asam basa"
Post a Comment